haruskah aku terus menunggumu?
di persimpangan yang membingungkan ini.
haruskah aku terus mengharapkanmu?
di tengah jalan dengan arah tak menentu ini.
haruskan aku terus memohon kepadamu untuk tak henti-hentinya meminta-minta?
bualanbusukketikakitaber2padajamandahulukala
-lils melancholic cyberpoptastics
Tuesday, September 28, 2004
Monday, September 27, 2004
|Friday, September 24, 2004
Benarbenar kenal?
Lihatlah ke atas sana. Gugusan bintang bersinar terang. Ada juga yang redup. Mengerlip. Sepertinya hidup di belahan dunia yang terjauh. Biasanya bintangbintang muncul jam delapan malam. Lalu satu persatu memancarkan kecantikannya. Ada yang biru, putih, kuning, hijau. Baru itu yang aku lihat. Bintangbintang itu sebenarnya ada sepanjang hari. Hanya saja, ada satu bintang yang paling dekat dengan bumi. Pancarannya begitu kuat sehingga mengalahkan bintangbintang yang lain. Mungkin karena itu, bintangbintang lainnya segan padanya. Atau mungkin juga enggan karena apa pun yang mereka lakukan tetap percuma. Tidak ada gunanya. Lebih baik menunggu malam hari. Menyambut kegelapan dengan pancaran dan kerlipankerlipan kecil.
Coba tunjukkan bintangmu. Atau rasi yang yang suka. Bukan, itu bukan rasi kalajengking. Itu rasi lainnya. Aduh, seketika aku lupa nama rasi itu. Gubug penceng? Bukan. Tapi aku yakin itu bukan rasi kalajengking. Tapi kau tetap yakin kalau itu adalah rasi kalajengking. Aduh...bukan! Tapi bagaimana aku dapat membuktikannya kalau itu bukan rasi kalajengking? Baiklah. Aku menyerah. Terserah kau-lah. Mungkin kau benar itu rasi kalajengking. Semoga kau benar.
Tiba-tiba, aku melihat sorot terang dari langit turun. Buru-buru aku memperlihatkannya padamu. Cepat sekali jalannya. Apa? Bintang jatuh?! Jatuh dari langit? Ah, tidak mungkin! Kalau pun jatuh, jatuh ke mana? Bintang jatuh? Kau tetap bertahan menyebutnya bintang jatuh? Kau memang keras kepala. Tapi mungkin ada benarnya juga. Jadi itu yang disebut bintang jatuh yang kata orang saat ada bintang jatuh, cepat-cepat buatlah satu keinginan. Katanya, keinginan itu akan menjadi kenyataan. Aku tertawa. Bahkan keras terbahak-bahak sampai terbatuk-batuk. Bukankah itu konyol? Keinginan? Mengapa tidak pergi ke gereja saja atau ke mesjid atau berdoa? Kau semakin menggila. Tapi baiklah. Untuk kedua kalinya aku mengalah. Tepatnya menyerah. Lalu aku sebutkan keinginanku tepat di hadapanmu. Aku ingin bahwa aku benar. Aku tidak pernah salah untuk mengenali bintangbintang ini. Aku kenal betul bintangbintang ini.
-lils melancholic cyberpoptastics
saatnya beristirahat.
menutup mata sekejap.
melepas penat dalam itungan jam.
membebaskan mimpi menari-nari.
selamat datang pagi.
maaf, aku datang terlambat
untuk menikmati akhir minggu ini
untuk bercinta dengan bunga tidur.
semoga besok aku bisa lebih baik.
-lils melancholic cyberpoptastics
jogja. habis baca blognya donum, temen sma aku di http://toet.blogspot.com/?new, aku jadi ingat jogja. angkringan yang bikin seger luar dalam. obrolan ngalor ngidul yang ga juntrung tapi tetep nyambung. orang-orang sekitar yang ramah, sering jadi 'hiburan' dan bikin hati adem. berasa banget bedanya dengan jakarta. yang jelas, jogja memang enak dan berhati nyaman.
aku pingin pulang. jalan-jalan, naek vespa keliling jogja. walau sendirian tetep asik. makan gudeg lesehan. terus sega kucing. wedang teh jahe. tempe bakar. sate usus. sega teri. aaaaaaargggghhhh...jogja.
elinga karo lemahmu
kang nglairake ambumu
elinga karo banyu kang nguripi
kang gawe seger sliramu
kang ngadhemake ati
hef/a/nais/wik/en/dab
-lils melancholic cyberpopstastics
Monday, September 20, 2004
computer addict?
berasa ga kalo lagi kerja,
jadi susah mikir, susah nulis kalo ga di depan komputer?
hmmm...kenapa ya.
meski ga ada sambilan chatting,
browsing atau yang lainnya
kalo ga di depan komput rasanya ada yang kurang klop.
atau ini cuma pikiran dan perasaan g ya?
Saturday, September 18, 2004
Hijau
Aku senang.
Akhirnya kita bisa duduk satu bangku saling berpangku tangan menikmati indahnya hijau dedaunan yang berguguran.
Lalu, kau pun membuka bibirmu untuk membuka sebuah cerita baru.
Saat kau tanya aku ”Mengapa kau begitu suka menatap sinar mataku?”.
Perlahan kujawab karena sinar matamu menghangatkan tubuhku.
Lalu kau pun tertarik untuk melempar pertanyaan berikutnya, “.......”.
lils – melancholic cyberpoptastics
Thursday, September 16, 2004
cyberpoptastics bombastics
itu nama band maya g! emang belum jalan tapi semoga mulai jalan dan bukan jalan di tempat.
Wednesday, September 15, 2004
akulah bintang
lihatlah ke langit yang luas membentang.
ada banyak bintang bertebaran, bergelayutan,
saling bertukar pandang dengan kerlipan-kerlipan kecil.
lihatlah, aku ada di sana. di antara sejuta bintang.
memang, aku bukan bintang terkenal dan bukan bagian dari rasi-rasi terkenal.
tapi lihatlah, aku tetap bercahaya.
menerangi malam yang sunyi.
indah.
keep on dreamin'. keep on movin'. destination anywhere...
aku berdiri dan berjalan hingga bertemu simpang jalan. cukup lama aku berdiri. makin lama makin membingungkan. jalan ini atau jalan itu. keduanya begitu menyenangkan sekaligus membingungkan. perlahan, baru seperempat jalan, aku berjalan di jalan ini. tapi beberapa hari kemudian aku menarik kembali langkahku ke belakang dan kedua kakiku tak tahan ingin menapaki jalan itu. tapi, begitu berat dan membuatku penat.
Thursday, September 09, 2004
|Sunday, September 05, 2004
Lain Dunia
Kurasakan, kuterlena di putihnya nuansa
Yang kau lukis dalam pesona diri
Sisi batinku, sisi batinmu terpendam di alurnya
Tak ada tegur sapa antara kita
Media dunia membawa terbang tawa ceria
Teruraikan nada rasa
Terpendam dalam jiwa
Menarilah biar sejenak
Bernyanyilah bahagiakan hati
Bentangan jarak, meringkas khayal
Menggairahkan arti hidupku
Walau hatiku, hatimu takkan bertemu
Betapa mungkin dekat dirimu atau kukenali
Biarkan semua wajar adanya
Menarilah biar sejenak
Warnailah duniaku
Bernyanyilah bahagiakan hati
Betapa mungkin dekat dirimu atau kukenali
Biarkan semua wajar adanya
(ari-piyu)
*laguyangmengingatkanpadasatukebodohan.nekat.sudah lewat tapi sering sekilas lewat dalam pikir.
Thursday, September 02, 2004
|silakan marah
"Kemarahan adalah hak manusia, dan seorang kesatria tidak boleh melupakan kewajibannya. Para Pandawa merasa dirinya suci dengan menahan kemarahannya menjadi kesabaran semu. Itu suatu pengingkaran kepada kehidupan. Kita mempunyai hak untuk suatu kemarahan yang beralasan..." (pidato drupadi – seno gumira)