melancholics cyberpoptastics

Friday, March 17, 2006

abot...

about?
abort?

tiga kata yang sekarang nangkring di pikiran. semuanya hampir sama jika dilafalkan. ketiga-tiganya juga punya kaitan erat.

  • abot: berat. terlalu banyak hal yg pengen diraih dalam waktu dekat. banyak rencana yang 'mungkin' dan 'bisa' dilaksanakan. harus pinter-pinter bikin prioritas.
  • about: tentang. wah...banyak yang harus diomongkan tentang 'tentang'. tapi 'tentang'-'tentang' itu kadang bertentangan satu sama lain. ga ada yang mau ngalah, ga ada yang mau dimenangin. 'tentang' itu terlalu luas dan harus dipersempit.
  • abort: menggagalkan, menggugurkan. akhir-akhir ini banyak niat yang telah 'digugurkan' karena terlalu banyak mikiran 'tentang' dan terlalu negative thinking sehingga semua teratasa 'abot'.

g selalu ingat lyricnya 'ballad of big nothing' -nya elliot smith;

"said you can do what you want to whenever you want to

you can do what you want to there's no one to stop you

do what you want to whenever you want to

though it doesn't mean a thing, big nothing"

ya ya ya...semuanya tetep harus dijalankan, biar berasa efeknya. biar berasa enak ga enaknya. biar kapok atau ketagihan.

lilz of melancholics cyberpoptastics

|

Wednesday, March 08, 2006

sugeng mangayubagya...
katutur sembah sewu nuwun kagem Pangeran
kagem sadaya ingkang sampun kalampahan
kagem sadaya ingkang dereng kaleksanan
Pangeran tansah pinaringan pepadhanging urip
ora usah mungkret karo kahanan kang ora temtu
ingkang wigati,
dilampahi kemawon sadaya ing dinten punika
kanthi raos mantep

-lilz of melancholics cyberpoptastics

|

nDoro Loreng-loreng

"anggota mas!", teriak seorang lelaki berbadan tegap ketika kenek bis meminta uang tarif.
"maskudnya?" bisikku dalam hati. tapi tak lama kemudian, keherananku terjawab. ternyata maksudnya adalah...saya anggota ABRI. terus kenapa?!! yang jelas, dapet tempat duduk, naik bis gratis, dihormati kenek dan checker. hebat! enak sekali mendapat perlakuan istimewa seperti seorang 'nDoro'. dan yang lebih memprihatinkan lagi, sosok seorang abdi negara dan masyarakat itu, tidak bergerak sedikit pun ketika seorang ibu yang cukup tua harus berdiri. padahal, jarak cibinong - grogol (paling tidak sampai komdak lah) jauh, belum lagi kalau macet. kalau dipikir-pikir, si ibu harus membayar ongkos. sedangkan sang lelaki berbadan tegap yang suka gratisan itu, asyik membaca koran.

istimewa! harus dia harus dapat gratisan sih? dan kenapa dia tidak 'rumongso - merasa' dengan situasi dan kondisi di sekitarnya. huh...mungkin ungkapan ini terlalu berlebihan. tapi sumpah, aku makin sinis dengan sosok lelaki berbaju loreng hijau hitam itu.

-lilz of melancholics cyberpoptastics

|